A. PENDAHULUAN
1. Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi :
- Akut
- Kronis
- Menular
- Tidak Menular
- Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
- Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan.
5. Pada Epidemiologi Penyakit tidak Menular terutama yang akan dibahas adalah penyakit- penyakit yang bersifat kronis.
6. Kepentingan :
- Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis sebagai penyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi
- Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.
- Life – span meningkat karena adanya perubahan-perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi, kondisi hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu pengetahuan, perubahan perilaku
PENYAKIT - PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS
1. Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama kematian, yaitu :
- Ischaemic Heart Disease
- Cancer
- Cerebrovasculer Disease
- Chronic Obstructive Pulmonary Disease
- Cirrhosis
- Diabetes Melitus
2. Penyakit yang termasuk dalam special – interest , banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :
- Osteoporosis
- Penyakit Ginjal kronis
- Mental retardasi
- Epilepsi
- Lupus Erithematosus
- Collitis ulcerative
- Defisiensi nutrisi
- Akloholisme
- Ketagihan obat
- Penyakit-penyakit mental
- Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum ditemukan secara keseluruhan,
- Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
- Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
- Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui
- Tembakau
- Alkohol
- Kolesterol
- Hipertensi
- Diet
- Obesitas
- Aktivitas
- Stress
- Pekerjaan
- Lingkungan masyarakat sekitar
- life style
KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent)
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
Pathogenitas agent :
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2) Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3) Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.
3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1) Jaringan yang terkena
2) Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3) Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
4. Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem vaskuler.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
A. PROSES TERJADINYA PENYAKIT
1. Proses terjadinya penyakit tergantung pada :
a. Karakterisitik dari agent
b. Karakteristik dari Host
c. Karakteristik dari environment
2. Pada penyakit Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan :
a. Agent (living organisme)
b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c. Faktor predisposisi
3. Pada Penyakit Tidak Menular
Manusia mempertahankan keseimbangan untuk tetap sehat melawan :
a. Agent (non living organisme)
b. Kondisi lingkungan yang sesuai dengan organisme tersebut
c. Faktor predisposisi
B. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
1. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit :
a. Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural
b. Adanya respon dari host terhadap stimulus dari interaksi agent dan environment
2. Tahapan :
a. Prepathogenesis
1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial, lingkungan fisik, psikis
stimulus penyakit
2) Stimulus dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi antara stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan environment disebut periode prepathogenesis
b. Pathogenesis
Mulai saat terjadinya terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh manusia akibat interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia sampai terjadinya : kesembuhan, kematian, kronik dan cacat.
Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi orang sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit. Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit dikembangkan menjadi :
a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)
1) Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi mempunyai faktor resiko atau predisposisi untuk terkena penyakit .
2) Faktor resiko tersebut dapat berupa
a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan, kurang tidur dan kurang gizi.
c) Jenis kelamin
Wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit Diabetes mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan dengan pria dan sebaliknya pria mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan hipertensi dibandingkan wanita.
d) Umur
Bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan lingkungan mempunyai resiko yang tinggi terkena penyakit infeksi sedangkan pada usia lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan kanker.
e) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
f) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko terkena penyakit infeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi mempunyai resiko terkena penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan kardiovaskuler dll, karena pada dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makanan dengan kadar kolesterol tinggi.
3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi beberapa faktor.
Contoh :
Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang suseptibel untuk terjadinya Hepatitis,
b. Fase Subklinis
1) Disebut juga fase Presimptomatik
2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi dengan nyata (sign dan symptom masih negatif) , tapi telah terjadi perubahan-perubahan dalam jaringan tubuh (Struktur ataupun fungsi)
3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The Level of clinical horizon”
4) Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebab penyakit masih belum nampak
Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen sedangkan pada penyakit non – infeksi merupakan periode terjadinya perubahan anatomi dan histologi, misalnya terjadinya ateroskelotik pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
c. Fase Klinis
1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan gejala-gejala (symptom) dan tanda-tanda (signs) penyakit.
2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis.
d. Fase Konvalescen
1) Akhir dari fase klinis dapat berupa :
Fase Konvalescen (Penyembuhan)
Meninggal dunia
2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi :
Sembuh total
Sembuh dengan cacat (Disabilitas atau sekuele)
Penyakit menjadi kronis
3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan)
Terjadi penurunan fungsi sebagian atau keseluruhan dari struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi aktivitas seseorang secara keseluruhan
Dapat bersifat : sementara (akut), kronis dan menetap
4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacat pada struktur jaringan sehingga menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu aktivitas seseorang.
C. USAHA PENCEGAHAN PENYAKIT
Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka tindakan preventif terhadap penyakit secara garis besar dapat dikategorikan menjadi :
1. Usaha Preventif Primer
2. Usaha Preventif Sekunder
3. Usaha Preventif Tertier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar